Anakku, Investasi Masa Depanku


 

Perencanaan Finansial Pendidikan sang Buah Hati
Anakku, Investasi Masa Depanku

 Oleh : Aldila Firamdania

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk menjalani kehidupan. Pendidikan yang baik tidak hanya diperoleh dari bangku sekolah, melainkan dari mana pun, kapan pun. Bahkan pendidikan moral telah diajarkan dari lingkungan paling kecil yaitu keluarga kita. Orang tua kita mengajarkan hal – hal baik dan bermanfaat, mengajarkan dan menunjukan sesuatu yang baik dan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan. Anak adalah buah hati kita, keturunan kita yang diharapkan dapat meneruskan silsilah keluarga menjadi semakin baik dan mapan. Setiap orang tua, pasti memiliki keinginan agar anak – anaknya menjadi insan yang lebih baik dan beradab daripada orang tuanya, tidak peduli setinggi apapun posisi, dan kedudukan orang tua itu sendiri. Misalkan saja, Abah (sebutan untuk Ayah) saya hanyalah seorang guru SMP. Beliau selalu menginginkan salah satu dari ke 4 anaknya, menjadi seorang tenaga pengajar seperti beliau. Namun beliau tidak menghendaki kami menjadi guru SMP, sama seperti beliau. Abah menginginkan kami menjadi tenaga pengajar setingkat SMA atau syukur – syukur kita bisa mengenyam pendidikan universitas setingkat Pasca Sarjana, dan lulus menjadi seorang dosen atau profesor. Impian yang baik, bukan?

Namun, semakin tinggi pekerjaan yang diharapkan dari seorang Ayah kepada anaknya tidak terlepas dari peran pendidikan yang menjadi dasar tercapainya cita – cita seseorang. Abah yang hanya seorang Guru swasta memiliki penghasilan yang tidak sebanding dengan biaya kuliah untuk mewujudkan impian seorang anak menjadi dosen yang didukung dengan latar belakang perguruan tinggi terkemuka (kecuali dengan bantuan beasiswa yang diajukan). Disini, saya sebagai anak bungsu menjadi satu – satunya investasi terakhir yang dimiliki orang tua saya. Syukurlah, orang tua saya masih mampu membiayai pendidikan saya hingga saya di terima di salah satu politeknik negeri di kota Semarang. Dengan kesempatan yang telah saya terima, saya memiliki keinginan besar yang akan saya persembahkan untuk masa depan saya selanjutnya yang lebih baik. Anak saya.

Kesempatan melanjutakan jenjang pendidikan di politeknik negeri setelah lulus SMK merupakan sesuatu yang patut saya syukuri. Oh iya, adakah dari pembaca mempertanyakan kenapa saya memilih jalur pendidikan SMK daripada SMA? Bahkan SMK yang saya pilih adalah SMK yang memiliki jenjang pendidikan selama 4 tahun. Alasan pertama karena pada awalnya, saya tidak lolos seleksi penerimaan siswa baru di salah satu SMA favorit di kota Semarang dan alasan kedua adalah agar saya memiliki persiapan untuk bisa langsung mencari pekerjaan jika suatu saat orang tua saya tidak mampu membiayai tingkat pendidikan lanjut di universitas.  Seperti yang kita tahu, di masa sekarang biaya pendidikan di Indonesia tidak membutuhkan biaya yang sedikit. Semakin maju era globalisasi dan teknologi, maka semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan untuk menunjang program pendidikan di perguruan tinggi. Dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil di dalam keluarga, di tambah lagi faktor kesehatan Abah yang sudah menurun, hampir membuat saya kehilangan kesempatan untuk mengenyam bangku kuliah. Dari hal yang telah terjadi di keluarga saya, saya menarik kesimpulan dan pandangan tentang rencana masa depan apa yang akan saya lakukan pada anak saya kelak untuk masalah pendidikannya yang sudah pasti akan meningkat bahkan 10x lipat dari sekarang.

Investasi untuk pendidikan anak adalah hal mutlak yang akan saya lakukan begitu saya sudah mendapat pekerjaan yang mapan. Akan menjadi lebih ringan jika saya sudah mendapatkan pasangan hidup yang bisa sama – sama memulai memperhitungkan biaya pendidikan anak, selain merencakan masalah finansial untuk hal lain seperti; rumah, kendaraan, perabot rumah tangga, dan lain – lain. Hal ini juga akan saya mulai bahkan jauh sebelum saya memiliki anak sekalipun, karena mempersiapkan jauh – jauh hari akan memberi rasa tenang untuk diri kita sendiri. Perusahaan bank pun kini menyadari pentingnya pendidikan untuk anak usia dini. Saat ini, ada banyak sekali produk perbankan dari berbagai macam bank yang memberikan solusi perbankan kepada kita mengenai perencanaan finansial untuk pendidikan sang buah hati; misalnya saja tabungan untuk program pendidikan anak dimasa depan, asuransi pendidikan, beasiswa pendidikan atau layanan produk lainnya. Karena seperti orang tua saya, saya juga ingin anak saya kelak menjadi insan yang lebih baik, lebih sejahtera, lebih bahagia dari ibu/ayah atau bahkan dari keluarga – keluarganya terdahulu. Ada beberapa layanan perbankan yang diberikan untuk anak – anak agar mereka rajin menabung dan mengetahui arti penting menabung dengan cara yang menyenangkan. Kemudahan transaksi juga menjadi faktor penting agar anak – anak tidak malas menabung. Seperti contohnya ketersediaanya ATM yang tersebar di banyak tempat, membuat beberapa bank juga menyediakan kartu ATM yang menarik dan tampilannya sudah pasti banyak diminati oleh anak – anak. Bahkan bukan hanya untuk anak usia dini saja, kini banyak instansi sekolah atau universitas yang bekerja sama dengan perusahaan bank tertentu dengan membukakan rekening bank yang terkait untuk masalah pengelolaan finansial pendidikan. Sehingga pembayaran biaya kuliah/sekolah bisa dengan mudah dilakukan melalui transaksi e-banking, atau transfer biaya kuliah melalui ATM. Dengan tetap mendapatkan pengawasan dari orang tua, anak – anak bisa bertransaksi dimana pun, kapan pun. Bahkan orang tua juga bisa dengan mudah mentransfer sejumlah uang dengan batas yang ditentukan kepada anak – anak dengan cepat. Kebebasan finansial juga penting dilimpahkan sepenuhnya kepada anak. Hal ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh mereka mengontrol pengeluaran dan menjadi bahan observasi kita sebanyak apa uang yang kita berikan kepada mereka untuk dikelola sendiri. Dengan demikian anak akan mengetahui makna uang dan manfaat menabung, terlebih lagi menabung untuk keperluan di masa mendatang.

Impian saya juga tidak jauh – jauh dari apa yang diinginkan orang tua saya ketika saya menjadi dewasa. Saya ingin anak saya menjadi seorang arsitek, dengan latar belakang pendidikan yang  tinggi dan menjanjikan. Arsitek dan mengenyam bangku kuliah pada salah satu universitas terkemuka di Indonesia merupakan impian saya yang belum sempat terwujudkan. Seperti yang telah saya sebutkan diatas, pengelolaan finansial untuk pendidikan anak akan saya utamakan. Saya tentu tidak mau anak saya merasa terbebani dengan biaya kuliah yang tidak mampu saya penuhi untuk masa depannya. Memenuhi kebutuhan akan pendidikannya adalah kewajiban saya untuk menciptakan anak yang memiliki pribadi yang menjanjikan dan bermanfaat bagi diri sendiri atau untuk orang – orang disekitarnya. Entah bagaimana saya memulainya, yang pasti saya akan memperjuangkan apapun demi pendidikan anak saya kelak. Semoga anak saya benar – benar bisa mewujdukan impian saya, menjadi seorang Arsitek profesional. Impian yang tertunda karena beberapa hal yang datang secara tidak terduga. Apalah investasi terbesar yang dimiliki orang tua, selain anak – anak nya? :)

Comments

Popular Posts